Kategori Kualitas Soal UJIAN NASIONAL 2013

Februari 19, 2013
10% Sulit - 60% Sedang - 30% Mudah

Pemerintah (Kemdikbud) berjanji meningkatkan kualitas penyelenggaraan ujian nasional untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Tahun 2013, variasi soal UN akan ditingkatkan untuk lebih memperkecil kemungkinan aksi contek. Menteri Pendidikan Nasional Mohamad Nuh mengatakan, pihaknya saat ini tengah menyusun formulasi peningkatan variasi soal hingga 10 variasi sehingga nanti dalam satu kelas yang diisi 20 peserta UN hanya ada dua siswa yang soalnya sama. Namun kalau kita menyimak POS UN, tersirat bahwa paket yang akan digunakan adalah sejumlah 20 paket soal dalam satu ruang ujian.
Penyelenggara UN Tingkat Pusat membuat master copy naskah soal UN dengan langkah-langkah, diantaranya :
Menyiapkan naskah soal UN yang berbeda dengan tingkat kesulitan yang sama untuk setiap peserta dalam satu ruang ujian untuk UN SMP/MTs, SMA/MA, SMK, Program Paket C;
Menyiapkan 5 (lima) Paket soal UN yang berbeda khusus untuk SMPLB, SMALB, Program Paket C Kejuruan, dan Program Paket B/Wustha dan 1 (satu) Paket Soal untuk Program Paket A/Ula.
Keinginan Mendikbud Mendikbud tersebut tidak bermaksud menyulitkan siswa tetapi semata-mata untuk membuat UN lebih baik lagi, baik secara kuantitas maupun kualitas.
Sementara itu Moehammad Amman Wirakartakusumah, Ketua Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BNSP), mengatakan mutu pendidikan dari tahun ke tahun harus lebih baik. Beliau menyampaikan bahwa komposisi soal UN tahun ini 10% kategori soal sulit, 60% kategori sedang dan 30% soal kategori mudah. Untuk tahun depan bisa saja kategori sulit menjadi 15%.
Peningkatan kualitas soal meningkat bertujuan untuk menaikkan nilai tukar prestasi siswa. Apalagi nanti hasil UN akan menjadi paspor ke perguruan tinggi,” ujarnya dalam Jumpa Pers UN yang dihadiri Ibnu Hamad, Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH), Haryono Umar, Irjen Kemendikbud dan Khairil Anwar, Ketua Balitbang Kemendikbud.
Moehammad mengatakan sejauh ini pelaksanaan UN 2012 belum ada hal-hal yang kontraproduktif. Hal ini didukung komitmen tinggi para pengawas dari kalangan perguruan tinggi yang siap menjalankan tugasnya.

Share this :

Previous
Next Post »