Cara Membuat Diagram Histogram dan Poligon Frekuensi

September 29, 2015 Add Comment
Cara Membuat Diagram Histogram dan Poligon Frekuensi
Cara Membuat Diagram Histogram dan Poligon Frekuensi  - Sebelumnya Rumus Matematika Dasar sudah pernah menjabarkan mengenai tabel frekuensi data berkelompok yang dikenal juga sebagai tabel distribusi frekuensi. Sekarang mari kita ingat lagi materi tersebut dengan mengamati tabel distribusi frekuensi data berkelompok dari nilai ujian Matematika 50 siswa kelas IX SMP Tunas Bangsa di bawah ini:


Pada tabel di atas, data yang ada dikelompokkan ke dalam tujuh kelas interval. Interval yang pertama yaitu 50 – 54 dimana frekuensinya adalah 2, artinya siswa yang mendapat nilai ulangan di antara 50 – 54 ada 2 orang. Pada interval tersebut, nilai 50 menjadi batas bawah sementara nilai 54 menjadi batas atas kelas.

Selain terdapat batas atas dan batas bawah, dikenal juga istilah tepi bawah dan tepi atas kelas. Tepi bawah dan tepi atas kelas tersebut digunakan untuk memastikan bahwa data yang masuk benar-benar berada di kelas interval yang tepat. Di samping itu, tepi bawah dan tepi atas kelas juga berfungsi untuk menentukan panjang dari kelas interval apabila data-data yang ada telah tersaji dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Adapun cara menentukan tepi bawah dan atas kelas adalah sebagai berikut:

Tepi bawah kelas = batas bawah kelas – 0,5
Tepi atas kelas = batas atas kelas + 0,5

Sementara panjang kelas innterval merupakan selisih yang terjadi antara tepi atas dan tepi bawah kelas. Kita ambil contoh dari tabel di atas untuk interval yang pertama yaitu 50 – 54 dapat ditentukan:

Tepi bawah kelas = 50 – 0,5 = 49,5
Tepi atas kelas = 54 + 0,5 = 54,5
Panjang kelas = 54,5 – 49,5 = 5


Histogram dan Poligon Frekuensi

Dari tabel distribusi frekuensi kita bisa membuat sebuah diagram dengan menggunakan beberapa persegi panjang yang disebut sebagai histogram. Bentuk dari histogram hampir sama dengan diagram batang namun pada histogram persegi panjang atau batang-batang yang ada saling berhimpitan. Pada histogram, tiap-tiap persegi panjang menentukan kelas tertentu, lebar persegi panjang menunjukkan panjang kelas sementara tinggi persegi panjang menunjukkan frekuensinya. Dari tabel yang sudah dijelaskan di atas, kita dapat membuat histogramnya menjadi seperti yan gtampak pada gambar di bawah ini:

Cara Membuat Diagram Histogram dan Poligon Frekuensi


Selain dengan histogram, kita juga bisa menggambarkan tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan poligon frekuensi. Poligon frekuensi dapat kita buat dengan cara menghubungkan titik-titik tengah dari tiap kelas interval secara berurutan. Agar poligon frekuensi “tertutup” pada ujung-ujungnya, maka sebelum kelas paling bawah dan setelah kelas paling atas kita tambahkan satu lagi kelas dengan frekuensi nol. Berikut adalah hasil penyajian tabel distribusi nilai yang ada di atas ke dalam poligon frekuensi:

Cara Membuat Diagram Histogram dan Poligon Frekuensi


Demikianlah akhir dari pembahasan materi tentang Histogram dan Poligon Frekuensi. Cermati dengan seksama penjelasan yang diberikan di atas agar kalian bisa menguasai materi ini dengan baik sehingga bisa menyajikan tabel distribusi frekuensi ke dalam bentuk histogram maupun poligon frekuensi. Selamat mencoba!!!

Ukuran Penyebaran Data Statistika

September 28, 2015 Add Comment
Ukuran Penyebaran Data Statistika
Ukuran Penyebaran Data Statistika Di dalam artikel sebelumnya kita telah bersama-sama mempelajari materi pelajaran matematika mengenai Ukuran Pemusatan Data yang di dalamnya meliputi Mean, Median, dan Modus. Pada kesempatan kali ini kita akan belajar mengenai ukuran penyebaran data. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai apa yang dimaksud dengan ukuran penyebaran data maka sebaiknya kalian menyimak dengan baik penjelasan yang akan diberikan oleh Rumus Matematika Dasar berikut ini:

Ukuran penyebaran data adalah nilai ukuran yang memberikan gambaran mengenai seberapa besar suatu data menyebar dari titik-titik pemusatannya. Ukuran penyebaran data meliputi jangkauan, kuartil, jangkauan interkuartil, serta jangkauan semiinterkuartil atau biasa disebut juga sebagai simpangan kuartil.

Pengertian Jangkauan, Kuartil, Jangkauan Interkuartil, dan Jangkauan Semiinterkuartil


Jangkauan
Yang dimaksud dengan jangkauan dari suatu data adalah selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil yang ada di dalam data tersebut. Jangkauan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Jangkauan = data terbesar – data terkecil.

Mari kita simak contoh soal mengenai jangkauan di bawah ini:

Contoh Soal:
Berikut adalah nilai rapor Putri selama 1 semester terakhir:

78  80  85  90  75
94  92  88  89  95
84  85  92  96  87

Tentukanlah jangkauan dari data tersebut!

Penyelesaian:
Data terbesar = 96
Data terkecil = 75
Jangkauan = data terbesar – data terkecil
Jangkauan = 96 – 75
Jangkauan = 21


Kuartil


Kuartil adalah ukuran yang membagi data yang sudah diurutkan menjadi empat bagian yang sama. Contohnya adalah sebagai berikut:

Ukuran Penyebaran Data Statistika

Data yang berada di batas pengelompokan pertama disebut sebagai Kuartil Bawah (Q1), data yang berada pada batas pengelompokan yang kedua disebut sebagai Kuartil Tengah (Q2), sedangkan data yang ada pada batas pengelompokan ketiga disebut dengan Kuartil Atas (Q­3).

Untuk menentukan nilai-nilai kuartil kita harus mengurutkannya lalu kemudian menentukan kuartil tengahnya terlebih dahulu (Q2) yang merupakan median dari data tersebut. Setelah itu, seluruh data yang ada di sebelah kiri digunakan untuk mencari kuartil bawah (Q1). Nilai Q1adalah median dari data yang ada di sebelah kiri Q2  sedangkan Q3 adalah median dari seluruh data yang ada di sebelah kanan Q2.

Pada suatu data yang memiliki ukuran yang cukup besar, nilai-nilai kuartil dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut ini:

Letak Qi = data ke- i/4 (n+ 1)
i = 1, 2, dan 3
n = banyak data (syaratnya banyak data harus lebih dari 4)

Rumus tersebut dapat digunakan setelah data diurutkan naik.

Contoh Soal:
Tentukan nilai kuartil dari data berikut:

3    7    7    7    8    8    9    10    11    11    11

Penyelesaian:
Kareana datanya sudah terurut naik, maka kita bisa menentukan nilai Q1, Q2, dan Q3 sebagai berikut (n= 11).

Letak Q1 = data ke-1/4 (11 + 1) = data ke-3
Karena data ke-3 = 7 maka Q1 = 7

Letak Q2 = data ke-2/4 (11 + 1) = data ke-6
Karena data ke-6 = 8 maka Q2 = 8

Letak Q3 = data ke-3/4 (11 + 1) = data ke-9
Karena data ke-9 = 11 maka Q3 = 11


Jangkauan Kuartil dan Jangkauan Semiinterkuartil
Jangkauan interkuartil merupakan selisih antara kuartil atas dan kuartil bawah. Sehingga dapat dirumuskan menjadi:

QR = Q3 - Q1

Sedangkan jangkauan semiinterkuartil merupakan setengah dari jangkauan interkuartil. Sehingga dapat dirumuskan menjadi:

Qd = 1/2 QR atau Qd = 1/2(Q3 - Q1)

Contoh Soal:
Tentukan jangkauan, jangkauan interkuartil, dan jangkauan semiinterkuartil dari data berikut:

3,  5,  1,  4,  2,  7,  9,  6,  6,  8,  7.

Penyelesaian:
Data diurutkan menjadi :

Ukuran Penyebaran Data Statistika

Diketahui:
data terbesar = 9
data terkecil = 1
Q1 = 3
Q2 = 6
Q3 = 7

Jangkauan = data terbesar – data terkecil = 9 – 1 = 8
Jangkauan interkuartil = QR = Q3 - Q1 = 7 – 3 = 4
Jangkauan semiinterkuartil = 1/2(Q3 - Q1) = 1/2 x 4 = 2

Demikianlah ulasan lengkap seputar Ukuran Penyebaran Data semoga apa yang telah disampaikan di atas dapat kalian pahami dengan baik. Sampai bertemu kembali pada pembahasan materi pelajaran matematika selanjutnya. Selamat belajar!!!

Ukuran Pemusatan Data Mean, Median dan Modus

September 25, 2015 Add Comment
Ukuran Pemusatan Data Mean, Median dan Modus
Ukuran Pemusatan Data Mean, Median dan Modus – Ukuran pemusatan dari sekelompok data merupakan nilai ataupun data yang bisa mewakili sekelompok data tersebut atau seringkali disebut juga sebagai rata-rata. Nilai rata-rata pada umumnya memiliki kecenderungan terletak pada posisi tengah-tengah di dalam suatu kelompok data yang disusun secara berurutan atau dengan kata lain memiliki kecenderungan memusat. Sebagai contoh suatu data tinggi badan dari beberapa siswa adalah sebagai berikut:

135  140  150  150  150  155  157  160

Dari data tersebut terlihat bahwa sebagian besar tinggi siswa dapat diperkirakan sekitar 150 cm. dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa 150 merupakan ukuran pemusatan dari data tinggi badan siswa yang ada di atas.

Perlu kalian ketahui bahwa ada beberapa jenis ukuran pemusatan data yang biasa digunakan di dalam matematika yaitu Mean, Median, dan Modus. Pada artikel ini Rumus Matematika Dasar akan menjelaskannya satu persatu di mulai dari Mean.

Ukuran Pemusatan Data Mean, Median dan Modus


Mean/Rataan Hitung

Yang dimaksud sebagai mean dari sekumpulan data adalah total jumlah keseluruhan data yang dibagi dengan banyaknya data yang ada. Apabila terdiri atas n, yaitu x1, x2, x3, … xn maka mean dari data tersebut dapat dirumuskan seperti berikut ini:

Ukuran Pemusatan Data Mean, Median dan Modus


Contoh Soal dan Penyelesaian:
Nilai rata-rata ulangan harian matematika dari 19 orang siswa adalah 65. Apabila nilai Bejo digabungkan ke dalam kelompok nilai tersebut, maka nilai rata-ratanya berubah menjadi 66. Berapakah nilai ulangan harian matematika yang diperoleh Bejo?

Penyelesaian:
Nilai ulangan harian Bejo: x
Jumlah nilai ulangan harian sekarang = 19 x 65 + x = 1.235 + x
Banyak data sekarang = 19 + 1 = 20

Mean terakhir = 1.235 + x
                                  20
66  = 1.235 + x
             20
66 x 20 = 1.235 + x
1.320 = 1.235 + x
X = 1.320 – 1.235
X = 85

Maka dapat disimpulkan bahwa nilai ulangan harian yang diperoleh Bejo adalah 85.


Median/Nilai Tengah

Di dalam mencari median, data yang diperoleh harus diurutkan terlebih dahulu dari yang paling kecil ke yang paling besar. Perhatikan nilai ulangan matematika yang diperoleh Hasty berikut ini:

80  85  90  88  94  99  87

Nilai tersebut dapat diurutkan menjadi:

80  85  87  88  90  94  99

Setelah nilai tersebut diurutkan coba kalian perhatikan nilai manakah yang berada tepat di tengah-tengah? Nilai yang tepat terletak ditengah-tengah adalah 88. Nilai itulah yang kita sebut sebagai median dari suatu data. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa median adalah nilai yang letaknya tepat ditengah-tengah dari sebuah data yang telah diurutkan.

Perlu diingat bahwa apabila banyaknya data adalah ganjil, maka median adalah nilai yang berada tepat ditengah data tersebut setelah diurut. Namun, apabila banyaknya data adalah genap maka median adalah mea (nilai rata-rata) dari dua bilangan yang berada di tengah-tengah data tersebut setelah diurut.

Contoh Soal dan Penyelesaian:

Tentukan median dari data berikut:

12  13  17  11  10  15

Penyelesaian:
Banyak data tersebut adalah genap, sete;ah diurutkan diperoleh:

10  11  12  13  15  17

Karena datanya genap maka mediannya adalah 12 + 13 : 2 = 12,5


Modus

Di dalam sebuah proses pengumpulan data, biasanya akan didapatkan hasil yang bervariasi. Ada data yang muncul hanya sekali da nada juga data yang muncul berkali-kali. Data yang paling sering muncul itulah yang disebut sebagai Modus.

Contoh Soal dan Penyelesaian:
Tentukanlah modus dari data-data berikut ini:
a. 4, 6, 5, 7, 5, 8, 5, 6, 7
b. 1, 3, 2, 4, 2, 3, 5
c. 1, 10, 7, 8, 4, 3, 5, 9

Penyelesaian:
a. angka 5 muncul 3 kali pada data tersebut, maka modusnya adalah 5
b. angka 2 dan 3 memiliki frekuensi yang sama (muncul 2 kali) maka modus dari data tersebut adalah 2 dan 3. Data yang modusnya ada dua disebut sebagai bimodus.
c. karena masing-masing data memiliki frekuensi yang sama maka tidak ada modus.


Demikianlah kiranya penjelasan serta pembahasan yang dapat diberikan oleh kami mengenai Ukuran Pemusatan Data Mean, Median dan Modus semoga bisa membantu kalian untuk lebih memahami materi ini.

Penyajian Data Menggunakan Diagram Garis

September 24, 2015 Add Comment
Penyajian Data Menggunakan Diagram Garis
Penyajian Data Menggunakan Diagram Garis – Bila dalam artikel Rumus Matematika Dasar sebelumnya telah dibahas mengenai Diagram Batang, kali ini kita akan mempelajari cara penyajian data yang cukup mirip dengan diagram batang yakni dengan menggunakan diagram garis. Diagram garis biasanya digunakan untuk menyajikan data yang diperoleh dari waktu-ke waktu secara teratur dengan interval waktu tertentu. Biasanya diagram garis dipergunakan untuk mengetahui perkembangan atau pertumbuhan dari suatu hal secara kontinu (berkelanjutan). Misalnya, pertumbuhan tinggi pohon mangga setiap bulan, perkembangan berat badan bayi setiap bulan, dan banyaknya curah hujan di suatu daerah dalam kurun waktu setahun. Berikut adalah contoh diagram garis.

Penyajian Data Menggunakan Diagram Garis

Mirip dengan diagram batang, di dalam diagram garis juga dipergunakan sumbu mendatar dan juga sumbu tegak dimana keduanya saling berpotongan secara tegak lurus. Pada umumnya, sumbu mendatar menunjukkan lama waktu pengamatan sedangkan sumbu tegak menunjukkan hasil dari pengamatan yang dilakukan. Pasangan nilai pada sumbu mendatar dan sumbu tegak digambarkan dengan sebuah titik layaknya titik yang digunakan pada diagram cartesius. Kemudian titik-titik itu dihubungkan satu-persatu sehingga membentuk sebuah garis/kurva.

Penyajian Data Menggunakan Diagram Garis

Mari kita pelajari bersama ara menggambar diagram garis dengan mengamati contoh soal yang ada di bawah ini:

Contoh Soal:

Berikut ini adalah tabel nilai rata-rata Ujian Nasional SMP Harapan Bangsa dalam kurun waktu 6 tahun terakhir:

Penyajian Data Menggunakan Diagram Garis

Coba sajikan data tersebut dengan menggunakan diagram garis!

Penyelesaian:

Penyajian Data Menggunakan Diagram Garis

Itulah kiranya tata cara Penyajian data dengan menggunakan diagram garis. Penyajian data dengan metode ini cenderung lebih mudah dibandingkan dengan jenis diagram yang lain karena kita hanya tinggal menentukan titik-titik sesuai dengan data yang diperoleh kemudian titik-titik tersebut kita hubungkan sehingga membentuk garis yang berbentuk kurva.

Penyajian Data Menggunakan Diagram Lingkaran

September 24, 2015 Add Comment
Penyajian Data Menggunakan Diagram Lingkaran
Penyajian Data Dengan Diagram Lingkaran – Penyajian data bisa dilakukan dengan banyak cara. Selain dengan menggunakan tabel, piktogram, ataupun diagram batang penyajian data juga bisa dilakukan dengan menggunakan diagram lingkaran. Pada kesempatan kali ini Rumus Matematika Dasar akan melanjutkan materi mengenai penyajian data dengan membahas lebih jauh tentang diagram lingkaran dan langkah-langkah pembuatannya. Diagram lingkaran biasanya digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk persentase. Daerah lingkaran menggambarkan keseluruhan data. Data disajikan dengan menggunakan juring atau sektor dimana besar sudut pusat juring sesuai dengan perbandingan tiap-tiap data terhadap keseluruhan data yang ada. Berikut adalah contoh diagram lingkaran:

Penyajian Data Menggunakan Diagram Lingkaran

Penyajian Data Menggunakan Diagram Lingkaran

Untuk mempelajari langkah-langkah penyajian data dengan menggunakan diagram lingkaran kalian bisa langsung mengamati contoh soal yang ada di bawah ini:

Contoh Soal:
Di dalam sebuah kelas terdapat siswa sebanyak 60 orang. Masing-masing siswa diwajibkan untuk memiliki setidaknya satu jenis kegiatan ekstrakulikuler. Setelah dikumpulkan, diperoleh data yaitu 15 orang siswa memilih basket, 17 siswa memilih bola voli, 24 siswa memilih futsal, dan 4 orang memilih Pramuka. Buatlah diagram ,ingkaran dari data tersebut!

Penyelesaian:

Sebelum membat diagram lingkaran dari data tersebut, kita harus mencari persentasenya terlebih dahulu sehingga nantinya kita bisa menentukan besarnya sudut dari masing-masing data yang diperoleh.

Penyajian Data Menggunakan Diagram Lingkaran


Setelah kita peroleh persentase dan besar sudutnya, kita bisa menyajikan data tersebut ke dalam diagram lingkaran seperti di bawah ini:

Penyajian Data Menggunakan Diagram Lingkaran

Demikianlah ulasan dan rangkuman materi tentang cara Penyajian Data Menggunakan Diagram Lingkaran semoga pembahasan contoh soal di atas bisa membuat kalan paham tentang langkah-langkah yang harus dilakukan ketika ingin menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran dimana data-data yang diperoleh digambarkan dalam bentuk persentase dan besar sudut di salam sebuah lingkaran.

Lingkaran dan Unsur-Unsur Lingkaran

September 23, 2015 Add Comment
Lingkaran dan Unsur-Unsur Lingkaran
Lingkaran
Lingkaran adalah kumpulan titik yang mempunyai jarak sama terhadap suatu titik tertentu (disebut titik pusat). Jarak tertentu tersebut dinamakan jari-jari.





Roda atau ban sepeda merupakan salah satu contoh bentuk lingkaran









  Secara Matematika (geometri) Gambar lingkaran seperti berikut.






Lingkaran sebagai kumpulan titik-titik yang banyak.










Titik-titik yang sangat banyak sehingga tampak seperti garis. Sehingga lingkaran disajikan seperti gambar di samping.






Unsur-Unsur Lingkaran




1. Jari-jari: jarak dari pusat lingkaran ke titik pada lingkaran. PA, PB, PC, dan PD merupakan jari-jari lingkaran P.
2. Tali busur: ruas garis yang menghubungkan dua titik pada lingkaran. AB merupakan tali busur lingkaran P.
3. Diameter: tali busur yang melalui pusat lingkaran. AC merupakan diameter dan tali busur terpanjang pada lingkaran P.
4. Apotema: jarak tali busur ke pusat lingkaran. EP merupakan apotema lingkaran P.
5. Busur: garis lengkung yang menghubungkan dua titik pada lingkaran. Busur merupakan bagian dari keliling lingkaran. Garis lengkung AB merupakan busur lingkaran P.
6. Juring: daerah yang dibatasi oleh dua jari-jari dan sebuah busur. Juring merupakan bagian dari luas lingkaran. Daerah PCD merupakan juring lingkaran P.
7. Tembereng: daerah yang dibatasi oleh sebuah tali busur dan busurnya. Daerah AFB merupakan sebuah tembereng.


Keliling dan Luas Lingkaran



 

Keliling = 2 x Phi x r

Luas = Phi x r x r 
        = Phi x r2


Dengan nilai Phi = 22/7 atau 3,14







 Sudut Pusat dan Sudut Keliling



APB merupakan sudut pusat.

ADB dan ACB merupakan sudut keliling.

1. Jika menghadap busur yang sama, besar sudut pusat sama dengan dua kali besar sudut keliling. APB = 2 × ACB.

 2. Sudut keliling yang menghadap busur yang sama besarnya sama.

ADB = ACB.
3. Sudut keliling yang menghadap diameter besarnya 90°.



Panjang Busur, Luas Juring, dan Luas Tembereng

Panjang busur, luas juring dan luas tembereng yang dibentuk oleh dua jari-jari dan sudut pusat tertentu dapat dihitung dengan rumus berikut. Misalkan jari-jari lingkaran dinyatakan dengan r.




























Contoh 1
Diketahui lingkaran O dengan jari-jari 70 cm dan sudut pusat AOB = 72o. Tentukan:
a. Panjang busur AB
b. Luas Juring AOB.
Jawaban :











Jadi,panjang busur AB = 88 cm.












Jadi, Luas Juring AOB =3.080 cm2.