Cara Menentukan Letak Bilangan Pada Garis Bilangan

April 04, 2015 Add Comment
Cara Menentukan Letak Bilangan Pada Garis Bilangan


Menentukan Letak Bilangan pada Garis Bilangan - Berjumpa lagi dengan Rumus Matematika Dasar. Kali ini kita akan belajar bersama mengenai garis bilangan. Apakah kalian tahu apa itu garis bilangan? Garis bilangan adalah sebuah garis dimana pada garis tersebut diletakkan bilangan-bilangan secara terurut atau berurutan mulai dari yang terkecil hingga yang terbesar. Kemampuan dasar yang harus kalian kuasai sebelum mempelajari materi mengenai garis bilangan ini adalah kalian harus mengetahui terlebih dahulu cara membilang secara terurut. Membilang artinya menyebutkan bilangan secara terurut. Artinya, kalian harus bisa menentukan suatu bilangan mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar. Contohnya adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, dst. Itulah salah satu contoh membilang secara terurut. Sekarang coba kalian perhatikan gambar garis bilangan di bawah ini:

Cara Menentukan Letak Bilangan Pada Garis Bilangan

Pada garis bilangan di atas kita dapat melihat bahwa semakin ke kanan bilangannya akan menjadi semakin besar. Bilangan yang letaknya disebelah kanan akan selalu lebih besar dari bilangan yang ada di sebelah kirinya. Nah itulah cara mendasar yang harus kalian pahami mengenai letak dari suatu bilangan pada garis bilangan.

Mengurutkan Dan Membandingkan Dua Bilangan


Sekarang setelah kalian mengetahui cara mengurut dan letak bilangan pada garis bilangan, maka sekarang kita lanjutkan dengan materi mengenai cara membandingkan antara satu bilangan dengan bilangan lainnya.

Membandingkan bilangan-bilangan yang ada pada garis bilangan apakah lebih kecil atau lebih besar dari bilangan yang lainnya. Seperti telah dijelaskan diatas bahwa ketika menuliskan bilangan pada garis bilangan posisinya haruslah berurutan dari yang kecil ke bilangan yang lebih besar. Bilangan yang letaknya disebelah kiri akan lebih kecil daripada bilangan yang ada di sebelah kanannya. Sehingga bilangan yang disebelah kiri nilainya "Kurang Dari" bilangan yang ada di sebelah kanan. Sementara itu bilangan yang ada di sebelah kanan nilainya "Lebih Dari" bilangan yang ada di sebelah kirinya. 

Amati contoh berikut ini:

Cara Menentukan Letak Bilangan Pada Garis Bilangan


Pada garis bilangan di atas 32 nilainya "kurang dari" 33 karena posisi 32 disebelah kiri dari 33 atau bisa dituliskan menjadi 32 < 33 (32 kurang/lebih kecil dari 33)

Sementara itu, 39 nilainya "lebih dari" 38 karena bilangan 39 letaknya disebelah kanan dari 38 atau bisa ditulis menjadi 39 > 38 (39 lebih besar dari 38)
 

Menentukan Bilangan Yang Terletak Diantara Dua Bilangan


Gilang, Amir, dan Wayan merupakan anggota tim bola basket. Di dalam sebuah turnamen, Amir dan wayan datang lebih awal. Mereka masing-masing mendapatan nomor punggung 54 dan 56. Gilang memperoleh nomor punggung sebelum Wayan dan setelah Amir. Berapakah nomor punggung yng diperoleh Gilang?

Soal di atas bisa kita selesaikan dengan menggunakan garis bilangan seperti berikut ini:

Cara Menentukan Letak Bilangan Pada Garis Bilangan

Dari garis bilangan di atas bisa diketahui bahwasannya bilangan yang posisinya setelah 54 dan sebelum 56 adalah 55, maka nomor punggung yajng diperoleh Gilang adalah 55.





Menaksir Bilangan yang Ditentukan Letaknya pada Garis Bilangan


Coba kalian tentukan bilangan apa saja yang mengisi posisi a, b, dan c pada garis bilangan di bawah ini:

Cara Menentukan Letak Bilangan Pada Garis Bilangan

Perhatikan dengan baik bahwa 2 dengan 4 selisihnya adalah 2, 4 dengan 6 selisihnya juga 2 maka:

a = 6 + 2 = 8
b = 12 + 2 = 14
c = b + 2 = 14 + 2 = 16


Pola pada Barisan Bilangan

Barisan bilangan memiliki pola-pola tersendiri contohya:

Bilangan asli = 1, 2, 3, 4, 5, 6, ...
Bilangan ganjil = 1, 3, 5, 7, 9, 11 ...
Bilangan genap = 2, 4, 6, 8, 10, 12, ...

Setiap bilangan yang ada pada barisan bilangan disebut sebagai suku barisan.

Suku ke-1 pada bilangan asli adalah 1
Suku ke-1 pada bilangan ganjil adalah 1
Suku ke-1 pada bilangan genap adalah 2

Suku ke-2 pada bilangan asli adalah 2
Suku ke-2 pada bilangan ganjil adalah 3
Suku ke-2 pada bilangan genap adalah 4

Nilai selisih pada barisan bilangan tersebut berbeda-beda maka memiliki rumus tersendiri untuk menentukan sukunya.

Karena selisih pada barisan bilangan asli adalah 1 pada setiap sukunya, maka rumus untuk menentukan suku berikutnya adalah ditambah dengan 1. 

Misalkan suku ke-5 = suku ke-4 + 1 = 4 + 1 = 5


Karena selisih pada barisan bilangan ganjil adalah 2 pada setiap sukunya, maka rumus untuk menentukan suku berikutnya adalah ditambah dengan 2. 

Misalkan suku ke-6 = suku ke-5 + 2 = 9 = 2 = 11


Nah kurang lebih begitulah penjelasan sederhana mengenai Cara Menentukan Letak Bilangan Pada Garis Bilangan untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut mengenai pola bilangan, silahkan simak materi yang berjudul Pola Bilangan Matematika Ganjil dan Genap .

Aritmetika Bilangan Jam dan Operasi Hitungnya

April 04, 2015 Add Comment
Aritmetika Bilangan Jam dan Operasi Hitungnya
Pengertian Bilangan Jam - Materi pelajaran matematika yang akan dijabarkan pada postingan Rumus Matematika Dasar kali ini adalah mengenai Bilangan Jam. Bilangan jam adalah sebuah konsep perhitungan yang didasarkan kepada bilangan atau angka-angka yang diletakkan pada sebuah jam dengan aturan tertentu. Jika pada umumnya kita melihat angka pada sebuah jam berjumlah 12 dimulai dari angka 1 sampai dengan 12 maka pada bilangan jam jumlah angkanya berbeda-beda bergantung pada bentuk bilangan dari jam tersebut. Angkanya pun tidak dimulai dari 1 (satu) melainkan dimulai dari 0 (nol). Untuk lebih jelasnya coba perhatikan gambar tiga buah jam berikut ini:
Aritmetika Bilangan Jam dan Operasi Hitungnya
Dari ketiga gambar jam di atas, kita dapat melihat bahwa pada jam empatan, hanya terdapat empat buah angka dimana angka terendah adalah 0 dan angka tertinggi adalah 3, sehingga anggota himpunan pada jam empatan adalah {0, 1, 2, 3).

Kemudian pada jam enaman, ada enam buah dimulai dari angka 0 dan berakhir di angka 5. Artinya, anggota himpunan pada jam enaman adalah {0, 1, 2, 3, 4, 5}.

Lalu pada gambar ketiga adalah jam delapanan dimana jam tersebut terdiri dari 8 buah angka dengan angka terendah adalah 0 dan angka tertinggi adalah 7, sehingga anggota himpunan dari jam delapanan adalah {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}. Sehingga, aturan yang berlaku untuk bilangan jam adalah:

Himpunan bilangan jam diawali dari angka 0 dan banyaknya anggota himpunan bilangan jam tersebut bergantung kepada jam berapaan yang digunakan.

Operasi Hitung Pada Bilangan Jam

Operasi hitung pada bilangan jam tidaklah sama dengan operasi hitung yang biasa kita lakukan untuk bilangan asli maupun bilangan cacah. Operasi hitung pada bilangan jam bergantung kepada jam berapaan yang diterapkan. Perhatikan contoh berikut ini:

Aritmetika Bilangan Jam dan Operasi Hitungnya

Jika pada operasi hitung bilangan biasa 3 + 3 = 6, maka pada bilangan jam hasilnya akan berbeda-beda.

Jam empatan: 3 + 3 = 2
Jam enaman : 3 + 3 = 0
Jam Delapanan : 3 + 3 = 6


Operasi Hitung Penjumlahan pada Bilangan Jam

Sebagai contoh kita akan mencari hasil dari penjumlahan 4 + 3 pada jam enaman, langkah-langkahnya adalah:
Pertama-tama posisikan jarum jam pada angka 4 lalu kita putar searah jarum jam (ke kanan)  sebanyak 3 angka.

Aritmetika Bilangan Jam dan Operasi Hitungnya

Bisa dilihat dari gambar di atas bahwa hasil penjumlahan 4 + 3 = 1 (pada jam enaman).


Penting!!

  • Bila hasil dari penjumlahan sama dengan jenis jam bilangannya, maka hasil penjumlahan tersebut adalah 0. Sebagai contoh 3 + 3 pada jam enaman hasilnya adalah 0. 1 + 3 pada jam empatan hasilnya pastilah 0.
  • Bila hasil dari penjumlahan nilainya lebih besar daripada jenis jam bilangannya, maka hasil penjumlahannya dikurangi dengan bilangan jamnya. Sebagai contoh 2 + 4 pada jam limaan hasilnya adalah 1 (2 + 4 = 6 - 5 =1) kemudian 3 + 5 pada jam enaman hasilnya adalah 2 (3 + 5 = 8 - 6 = 2).
  • Pada operasi penjumlahan arah putaranya adalah ke kanan atau searah jarum jam.


Operasi Hitung Pengurangan pada Bilangan Jam

Untuk contoh mari kita coba melakukan pengurangan 1 - 3 pada jam enaman. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Pertama-tama posisikan jarum jam pada angka 1 lalu kita putar ke arah kiri sebanyak 3 angka.

Dapat dilihat pada gambar di atas bahwa hasil akhir dari pengurangan 1 - 3 = 4 (pada jam enaman)

 

Penting!!

  • Jikalau pengurang nilainya lebih besar daripada yang dikurangi, maka bilangan yang dikurangi tersebut dijumlahkan dengan jam bilangannya. Sebagai contoh 4-6 pada jam tujuhan hasilnya adalah 5 karena konsepnya adalah 4 - 6 = (4 + 7) - 6 = 5
  • Dalam operasi pengurangan bilangan jam, arah putaran jam adalah ke kiri atau berlawanan dengan arah jarum jam.

Demikianlah kiranya pembahasan sederhana mengenai Aritmetika Bilangan Jam dan Operasi Hitungnya. Semoga bermanfaat bagi kalian semua yang sedang mencari pembahasan materi tentan Bilangan Jam.

Hubungan Waktu, Jarak dan Kecepatan

April 02, 2015 Add Comment
Hubungan Waktu, Jarak dan Kecepatan
Jarak, Waktu dan Kecepatan

Mobil melaju dengan kecepatan tertentu

Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh dri titik awal ke titik akhir. Satuan jarak antara lain km, hm, dam, meter, dm, cm, mm, dan mil.
Waktu pada umumnya waktu tempuh selama kejadian berlangsung. Waktu dalam hal ini adalah selang lama waktu dari mulai kegiatan hingga selesai. Satuan waktu antara lain jam, menit, dan detik.
Kecepatan adalah jarak yang ditempuh dibagi waktu. Satuan kecepatan antara lain km/jam, m/detik, cm/detik atau km/detik.
Hubungan jarak, waktu dan kecepatan dapat dilihat di bawah ini.









Agar kamu benar-benar mengerti tentang hubungan jarak, waktu dan kecepatan, mari simak beberapa contoh soal berikut.



 
Contoh 1
Ari berlari sejauh 100 meter dengan waktu 16 detik. Tentukan kecepatan Ari berlari.

Jawaban:
Kecepatan = jarak/waktu
                    = 100 / 16
                    = 6,25
Jadi, kecepatan Ari berlari adalah 6,25 meter/detik


Contoh 2
sebuah mobil melaju dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Tentukan jarak yang ditempuh mobil tersebut selama 25 menit.

Jawaban:
25 menit = 25/60 jam atau  5/12 jam
Jarak yang ditempuh = kecepatan x waktu
                                     = 60 x 5/12
                                     = 25
Jadi, jarak yang ditempuh adalah 25 km.


Contoh 3
Rina akan ke rumah neneknya yang berjarak 4,5 km. Rina akan naik sepeda dengan kecepatan 5 m/detik. Berapa lama perjalanan Rina dari rumah sampa denagan ke rumah neneknya?

Jawaban:
Ubahlah jarak ke dalam satuan meter.
4,5 km = 4.500 meter

Waktu = Jarak / kecepatan
            = 4.500 / 5
            = 900 detik
            = 15 menit
 Jadi,lama perjalanan Rina adalah 15 menit.


Contoh 4
Pak Radit melakukan perjalanan dari rumah ke kantor yang berjarak 15 km. Setiap hari pak Radit berangkat pada pukul 07.00 dan sampai di kantor pada pukul 07.30. Berapa kecepatan km/jam rata-rata Pak Radit mengendarai sepeda motornya?

Jawaban:
Langkah pertama menentukan lama waktu perjalanan pak Radit dalam satuan jam
Lama waktu = 07.30 - 07.00 = 30 menit = 0,5 jam

Kecepatan = Jarak / Waktu
                    = 15 / 0,5
                    = 30 km/jam

Jadi, kecepatan rata-rata Pak Radit mengendarai sepeda motornya adalah 30 km/jam



Contoh 5
Sebuah bus berangkat dari terminal A pada pukul 10.00 dan sampai di terminal B pada pukul 11.30. Bus tersebut melaju dengan kecepatan rata-rata 50 km/ jam. Tentukan jarak antara terminal A dan B.

Jawaban:
Langkah pertama menentukan lama waktu perjalanan bus.
Lama waktu = 11.30 - 10.00 = 1jam 30 menit = 1,5 jam

Jarak = Kecepatan x Waktu
           = 50 x 1,5
           = 75 km

Jadi, jarak antara terminal A dan terminal B adalah 75 km.



Contoh 6
Adi akan berangkat ke rumah  pamannya pada pagi ini. Rumah paman berjarak 6 km. Adi akan berangkat pada pukul 08.00 dengan naik sepeda. Apabila Adi naik sepeda dengan kecepatan rata-rata 10 meter/detik, pada pukul berapa Adi tiba di rumah pamannya?

Jawaban:
Langkah pertama mengubah  satuan km menjadi meter.
6 km = 6.000 meter

Langkah selanjutnya menentukan lama waktu perjalanan Adi.

Waktu = Jarak/Kecepatan
            = 6.000/10
            = 600 detik
            = 10 menit
Jadi, Adi akan tiba di rumah paman 10 menit kemudian dari pukul 08.00, yaitu pada pukul 08.10.



Contoh 7
Bayu bersepeda dari Pos A menuju ke Pos B dengan kecepatan 7 m/detik.
Candra bersepeda dari Pos B menuju ke Pos A dengan kecepatan 5 m/detik.
Jarak Antara Pos A dan Pos B  adalah 1.200 meter.
Setelah berapa detik perjalanan keduanya berpapasan?

Jawaban:


Pada permasalahan di atas, Bayu dan Candra bersepeda saling berlawanan dan saling mendekat. 
Jadi, kecepatan mereka bertemu semakin besar (ditambahkan)
Sehingga waktu mereka berpapasan dapat ditentukan sebgai berikut.

Waktu = Jarak / Kecepatan
           = 1.200/(7 + 5)
           = 1.200/12
           = 100 detik

Jadi, Bayu dan Candra akan berpapasan setelah 100 detik perjalanan.



Contoh 8
Rio dan Soni berada pada jarak 30 meter. Rio berada di sebelah barat Soni
Pada saat yang sama, Rio berjalan ke timur dengan kecepatan 3 meter/detik dan Soni berjalan dengan kecepatan 5 meter/detik.



Setelah berapa detik Soni tepat menyusul Rio?


Jawaban:

Pada permasalahan di atas, Rio dan Soni berjalan dengan arah yang sama. Soni berada dibelakang Rio nula-mula berjarak 100 meter. Akan tetapi Soni berjalan lebih cepat, sehingga setelah waktu tertentu bisa menyusul Rio.
Jadi, kecepatan mereka salaing ketemu/bersusulan mengecil  (dikurangkan)
Sehingga waktu Soni menyusul Rio dapat ditentukan sebgai berikut.

Waktu = Jarak / Kecepatan
           = 100/(5 - 3)
           = 100/2
           = 50 detik

Jadi, Soni dapat menyusul Rio setelah 50 detik perjalanan.


Untuk mempelajari tentang Debit, klik dibawah ini.
Pengerjaan hitung Volume, Waktu dan Debit