Menyelesaikan Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat

Maret 02, 2015 Add Comment
Menyelesaikan Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
Persamaan Kuadrat
Persamaan kuadrat adalah bentuk aljabar yang mempunyai pangkat tertinggi adalah 2 dan memuat tanda persamaan. Sedangkan persamaan kuadrat satu variabel adalah persamaan kuadrat yang hanya mempunyai satu variabel. Pada kesempatan ini akan membahas persamaan kuadrat satu variabel. Selanjutnya kita akan menyebutnya persamaan kuadrat.
Persamaan kuadrat yang akan kita bahas ini adalah persamaan kuadrat berbentuk ax2 + bx + c = 0, dengan a tidak sama dengan 0.
Contoh bentuk persamaan kuadrat
  1. x2 + 3x + 2 = 0
  2. x2 2x + 1 = 0
  3. 4y2 9 = 0
  4. 3p2 9p = 0
  5. x2 + 6x = 16
  6. 2m2 7m = 4
  7. 3x2 4x 20 = 0

Menyelesaikan Persamaan Kuadrat

Menyelesaikan persamaan kuadrat adalah menentukan solusi atau pengganti variabel yang berupa nilai, sehingga persamaan tersebut bernilai benar.
Sebagai contoh seperti berikut.
Menentukan penyelesaian dari x2+ 3x + 2 = 0.
x = 1 bukan penyelesaian, sebab 12+ 3(1) + 2 = 0 bernilai salah
x = 2 bukan penyelesaian, sebab 22+ 3(2) + 2 = 0 bernilai salah
x = -1 merupakan penyelesaian, sebab (-1)2 + 3(-1) + 2 = 0 bernilai benar
x = -2 merupakan penyelesaian, sebab (-2)2 + 3(-2) + 2 = 0 bernilai benar
Jadi, penyelesaian dari persamaan x2+ 3x + 2 = 0 adalah x = -1 atau x = -2.

Cara menentukan penyelesaian dengan cara coba-coba memasukkan bilanganseperti di atas kurang efektif. Maka diperlukan cara lain yang lebih efektif dan efisien.
Sebelum menyelesaikan persamaan kuadrat, kita tahu bahwa perkalian (px + q)(rx + s),dengan p, q, r, s suatu bilangan dan x adalah variabel akan menghasilkan bentuk aljabar kuadrat.
Dapat ditulis seperti berikut.
(x + p)(x + q) = x2 + bx + c
(px + q)(rx + s) = ax2 + bx + c
Dengan demikian bentuk ax2 + bx + c dapat difaktorkan menjadi (px + q)(rx + s). Bentuk pemfaktoran ini akan digunakan dalam penyelesaian masalah persamaan kuadrat.
Bentuk persamaan ax2 + bx + c = 0 dapat diubah menjadi bentuk (px + q)(rx + s) = 0. Dari sinilah diperoleh penyelesaian px + q = 0 atau rx + s = 0. Jadi, penyelesaian dari persamaan kuadrat  tersebut adalah x = -q/p atau x = -s/r.
Cara penyelesaian tersebut dinamakan cara menfaktorkan. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.

Contoh 1
Tentukan penyelesaian dari x2+ 5x + 4 = 0
Jawaban
x2 + 5x + 4 = 0
(x – 4)(x – 1) = 0
x – 4 = 0 atau x – 1 = 0
x = 4                   x = 1
Jadi, penyelesaian dari persamaan x2+ 5x + 4 = 0 adalah x = 4 atau x = 1.

Contoh 2
Tentukan penyelesaian dari x2– 3x – 10 = 0
Jawaban
x2 – 3x – 10 = 0
(x + 2)(x – 5) = 0
x + 2 = 0 atau x – 5 = 0
x = -2                      x = 5
Jadi, penyelesaian dari persamaan x2– 3x – 10 = 0 adalah x = -2 atau x = 5.

Contoh 3
Tentukan nilai m yang memenuhi 2m2– 7m – 4 = 0
Jawaban
2m2 – 7m – 4 = 0
2m2 – 8m + m – 4 = 0
2m(m – 4) + m – 4 = 0
(m – 4)(2m + 1) = 0
m – 4 = 0 atau 2m + 1= 0
m = 4                      m = -1/2
Jadi, penyelesaian dari persamaan 2m2– 7m – 4 = 0 adalah m = 4 atau m = -1/2

Contoh 4
Tentukan nilai m yang memenuhi  3x2 4x 20 = 0
Jawaban
3x2 4x 20 = 0
3x2 + 6x – 10x 20 = 0
3x(x + 2) – 10(x + 2) = 0
(3x 10) (x + 2) = 0
3x – 10 = 0 atau x + 2 = 0
x = 10/3                      x = 2
Jadi, penyelesaian dari persamaan 3x2 4x 20 = 0 adalah x = 10/3  atau x = 2.

 
Pertidaksamaan Kuadrat

Pertidaksamaan kuadrat adalah bentuk aljabar yang mempunyai pangkat tertinggi adalah 2 dan memuat tanda pertidaksamaan. Sedangkan pertidaksamaan kuadrat satu variabel adalah pertidaksamaan kuadrat yang hanya mempunyai satu variabel. Pada kesempatan ini akan membahas pertidaksamaan kuadrat satu variabel. Selanjutnya kita akan menyebutnya pertidaksamaan kuadrat.
Pertidaksamaan kuadrat yang akan kita bahas ini adalah pertidaksamaan kuadrat berbentuk ax2 + bx + c > 0, ax2 + bx + c < 0, ax2 + bx + c >= 0, dan ax2+ bx + c <= 0 dengan a tidak sama dengan 0.
Contoh bentuk pertifdaksamaan kuadrat
  1. x2 + 6x + 5 < 0
  2. x2 4x 12 > 0
  3. 9y2 25 >= 0
  4. 12p2 9p <= 0
  5. x2 + 6x > 16
  6. 2m2 7m < 4
  7. 3x2 4x 20 > 0

Menyelesaikan Pertidaksamaan Kuadrat
Menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat hampir sama caranya dengan menyelesaikan persamaan kuadrat. Hanya saja, pada penyelesaian ini ada satu langkah lagi untuk menentukan daerah penyelesaian.
Perhatikan langka-langkah penylesaian dari beberapa contoh pertidaksamaan kuadrat berikut.

Contoh 4
Tentukan penyelesaian dari x2– 2x – 8 > 0
Jawaban
x2 – 2x – 8 > 0
(x + 2)(x – 4) > 0
Menentukan pembuat nol fungsi
x + 2 = 0 atau x – 4 = 0
x = -2                      x = 4
Membuat garis bilangan untuk menentukan daerah penyelesaian.






Daerah x < -2 bernilai positif
Daerah -2 < x< 4 bernilai negatif
Daerah x > 4 bernilai positif
Oleh karena penyelesaian yang dimaksud dari soal adalah lebih dari 0 (....> 0), maka penyelesaiannya dipilih daerah yang bernilai positif.
Jadi, penyelesaian dari pertidaksamaan x2– 2x – 8 > 0 adalah x < -2 atau x > 4.

Contoh 5
Tentukan penyelesaian dari x2– 7x + 10 < 0
Jawaban
x2 – 7x + 10 < 0
(x – 5)(x – 2) < 0
Menentukan pembuat nol fungsi
x – 5 = 0 atau x – 2 = 0
     x = 5                x = 2
Membuat garis bilangan untuk menentukan daerah penyelesaian.





 
 
Daerah x < 2 bernilai positif
Daerah 2 < x < 5 bernilai negatif
Daerah x > 5 bernilai positif
Oleh karena penyelesaian yang dimaksud dari soal adalah kurang dari 0 (.... < 0), maka penyelesaiannya dipilih daerah yang bernilai negatif.
Jadi, penyelesaian dari pertidaksamaan x2– 7x + 10 < 0 adalah 2 < x < 5.

Contoh 6
Tentukan penyelesaian dari 3x2– 4x – 20 <= 0
Jawaban
3x2 – 4x – 20 <= 0
3x2 + 6x – 10x – 20 <= 0
3x(x + 2) – 10(x + 2) <= 0
(3x – 10) (x + 2) <= 0
Menentukan pembuat nol fungsi
3x – 10 = 0 atau x + 2 = 0
          x = 10/3               x = –2
Membuat garis bilangan untuk menentukan daerah penyelesaian.









Daerah x < –2 bernilai positif
Daerah –2 < x < 10/3 bernilai negatif
Daerah x > 10/3 bernilai positif
Oleh karena penyelesaian yang dimaksud dari soal adalah kurang dari 0 (.... <= 0), maka penyelesaiannya dipilih daerah yang bernilai negatif.
Jadi, penyelesaian dari pertidaksamaan 3x2– 4x – 20 <= 0 adalah -2 <= x <= 10/3.

Aritmetika Sosial (Bagian 2): Diskon, Rabat, Bruto, Neto dan Tara

Maret 01, 2015 Add Comment
Aritmetika Sosial (Bagian 2): Diskon, Rabat, Bruto, Neto dan Tara
Diskon dan Rabat
Perhatikan permasalahan sehari-hari berikut.
Menjelang tahun ajaran baru, banyak toko-toko alat tulis, toko sepatu dan tas,dan toko-toko kain dan seragam memberikan diskon besar-besaran terhadap barang dan alat-alat perlengkapan sekolah tersebut. Dengan pemberian diskon  ini memberikan daya tarik kepada pembeli untuk mendatangi dan membeli barang perlengkapan tersebut.

Sebagai contoh Bu Yeni.Bu Yeni membelikan sepatu anaknya di toko sepatu dan tas seharga Rp 75.000,00 setelah mendapat diskon. Padahal harga pada umumnya sebesar Rp100.000,00. Itulah diskon yang diberikan toko tersebut.

Kata diskon dapat diartikan sebagai berikut.
Diskon artinya potongan harga yang diberikan terhadap barang tertentu yang dibeli. Selain dikon ada  istilah yang sama artinya dengan diskon, yaitu Rabat. Rabat juga diartikan sebagai potongan harga. Rabat sering digunakan pada barang yang sangat banyak.

Besar  Diskon dan rabat biasanya dinyatakan dalam bentuk persen (%).
Perhatikan contoh  berikut.
Toko Dunia Baru memberikan diskon  sebesar 10% urtuk setiap barang. Artinya toko tersebut memberikan potongan harga (pengurangan harga) terhadap barang tertentu  sebesar 10% dari harga sebenarnya (harga yang tertulis pada label).

Cara menghitung diskon atau rabat dari suatu barang dengan harga tertentu sebagai berikut.

Besar diskon = Persentase diskon x harga barang mula-mula
Besar rabat = Persentase rabat x harga barang mula-mula

Contoh 1:
Pada tahun ajaran baru Toko Buku ABC memberikan diskon 20% untuk buku-buku pelajaran dan diskon 30% untuk buku-buku umum. Anita membeli buku Matematika seharga Rp70.000,00 (tertera pada label) dan buku umum seharga Rp 80.000,00,
Tentukan:
a. Besarnya diskon masing-masing barang
b. Berapa rupiah Anita membayar buku-buku tersebut?
Jawaban:
a. Besar diskon buku pelajaran
   D = 20% x 70.000
       = 20/100  x 70.000
       =  14.000

    Besar diskon buku umum
   D = 30% x 80.000
       = 30/100  x 80.000
       =  24.000
  Jadi, besar diskon buku pelajaran Rp14.000,00 dan buku umum Rp24.000,00.

b. Jumlah uang yang harus dibayarkan Anita
B = Harga buku - Diskon
   = (70.000 + 80.000) - (14.000 + 24.000)
   = 150.000 - 38.000
   =  112.000
Jadi,Anita membayar buku-buku tersebut sebesar Rp112.000,00

Contoh 2:
Seorang sales buku menjual buku evaluasi kepada koperasi sekolah dengan ketentuan berikut. Jika koperasi sekolah membeli kurang dari 100 eks mendapat rabat sebesar 15%. Jika koperasi sekolah membeli antara 100 dan 200 eksemplar mendapat rabat 20%. Jika koperasi membeli antara 200 dan 400 eksemplar mendapat rabat 25%. Jika membeli di atas 400 eksemplar mendapat rabat 30%. Jika harga sebuah buku evaluasi Rp6.000,00, tentukan besarnya pembayaran buku apabila koperasi sekolah membeli buku sebanyak :
a. 125 eksemplar
b. 280 eksemplar
c. 360 eksemplar
Jawaban:
a. Untuk pembelian buku sebanyak 125 eksemplar, maka koperasi mendapat rabat 20%.
   Atau dengan kata lain pihak koperasi sekolah membayar sebesar 80%. Dengan demikian koperasi sekolah membayar sebagai berikut.
B = 80% x banyak buku x Harga per buku
   = 80/100 x 125 x 6.000
   =  4/5  x  125 x 6.000
   =  600.000
Jadi,koperasi sekolah membayar sebesar Rp600.000,00.

b. Untuk pembelian buku sebanyak 280 eksemplar, maka koperasi mendapat rabat 25%.
   Atau dengan kata lain pihak koperasi sekolah membayar sebesar 75%. Dengan demikian koperasi sekolah membayar sebagai berikut.
B = 75% x banyak buku x Harga per buku
   = 75/100 x 280 x 6.000
   =  3/4  x  280 x 6.000
   =  1.260.000
Jadi,koperasi sekolah membayar sebesar Rp1.260.000,00.

c. Untuk pembelian buku sebanyak 360 eksemplar, maka koperasi mendapat rabat 30%.
   Atau dengan kata lain pihak koperasi sekolah membayar sebesar 70%. Dengan demikian koperasi sekolah membayar sebagai berikut.
B = 70% x banyak buku x Harga per buku
   = 70/100 x  360 x 6.000
   =  7/10  x  360 x 6.000
   =  1.512.000
Jadi,koperasi sekolah membayar sebesar Rp1.512.000,00.


Bruto, Neto dan Tara
Sebelum mempelajari pengertian tentang Bruto, Neto dan Tara, perhatikan permasalahan sehari-hari berikut.
Pak Joni membeli satu karung gula seberat 40 kg (berat pada saat ditimbang). Kemudian pak Joni akan menjual kembali secara eceran sebanyak 1 kg setiap bungkusnya. Setelah dibungkus dalam plastik 1 kg, diperoleh sebanyak 39 bungkus.
Dari permasalahan tersebut, mengapa hanya diperoleh 39 bungkus @ 1 kg? Trus, dimanakah yang 1 kg? Nah, dari situlah kita dapat menebak bahwa berat 1 kg yang hilang adalah berat karung tersebut.
Dari gula seberat 40 kg tersebut diperoleh:
Bruto = 40 kg (berat gula dan karung)
Neto = 39 kg (berat gula)
Tara = 1 kg (berat karung)
Dari contoh tersebut diproleh pengertian Bruto, Neto, dan Tara secara  umum sebgai berikut.
Bruto diartikan sebagai berat kotor (berat keseluruhan)
Neto diartikan sebgai berat bersih
Tara diartikan selisih bruto dan neto.

Jadi, diperoleh hubungan:
Bruto = Neto + Tara
Neto = Bruto - Tara
Tara = Bruto - Neto

Hubungan persentase, neto, bruto dan tara.
Jika suatu benda/barang diukur besarannya dan diperoleh ukuran bruto dan persentase taranya,maka diperoleh rumus pencarian tara sebagai berikut.

Tara = Persentase Tara x Bruto
Persentase Tara = Tara/Bruto  x  100%

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.
Contoh 1
Telur 1 boks (kotak) ditimbang (boks ikut ditimbang) sehingga diperoleh berat 40 kg. Setelah boks ditimbang ternyata berat boks tersebut 2 kg. Tentukan:
a. Berat Neto
b. Persentase Tara
Jawaban:
a. Berat Neto = Bruto - Tara
                      = 40 - 2
                      = 38 kg
     Jadi, berat neto adalah 38 kg.
b. Persentase tara
    Persentase tara = tara/bruto  x  100%
                           = 2/40 x 100%
                           =  5%
    Jadi, persentase tara adalah 5%.  


Contoh 2
Bu Rahma membeli sekarung beras yang beratnya 50 kg dengan harga Rp416.500,00. Jika tara 2%, tentukan : 
a.    Besarnya neto 
b.    Besarnya harga penjualan  tiap kilogram, jika keuntungan yang diharapkan Bu Rahma sebesar  20%.
 
Jawaban:
a. Tara = 2% x 50 = 1 kg
    Neto = Bruto - Tara
             = 50 - 1 = 49 kg
  Jadi, neto adalah 49 kg.

b. Harga pembelian  1 kg beras
   Hb = Rp416.500,00 : 49
         = Rp 8.500,00
  Untuk memperoleh keuntungan 20%, beras tersebut dapat dijual dengan harga sebesar 120% dari harga pembelian. Perhatikan caranya berikut ini.
  Hj = 120% x 8.500
       =  120 x 85
       =  10.200
Jadi, harga penjualan beras tiap kilogram adalah Rp10.200,00.


Selanjutnya akan dibahas tentang hitung perbankan dan koperasi.
Untuk itu kunjungi materi di bawah ini.
Hitung Perbankan dan Koperasi