Aritmetika Sosial (Bagian 1) : Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung, dan Rugi

Februari 27, 2015 Add Comment
Aritmetika Sosial (Bagian 1) : Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung, dan Rugi


A. Harga Satuan dan Harga Keseluruhan

Sebelum membahas harga satuan dan harga keseluruhan, perhatikan contoh permasalahan berikut.
Harga satu pak bolpoin yang berisi 12 buah adalah Rp24.600,00. Nilai atau harga Rp14.200,00 dinamakan harga keseluruhan. Harga satuan bolpoin adalah harga keseluruhan dibagi 12. Dengan demikian diperoleh harga satuan bolpoin tersebut adalah Rp2.050,00.
 
Harga (nilai) keseluruhan  = banyak unit  x  harga per unit

                           atau

Harga per unit = Harga (nilai) keseluruhan / banyak unit

Contoh:
Diketahui harga satu dus air minum mineral Rp 25.200,00. Satu dus berisi 48 gelas minuman. Tentukan harga satuan minuman gelas tersebut.
Jawaban:
Harga keseluruhan = Rp25.200,00
Banyak unit = 48
Harga satuan = Rp 25.200,00 : 48
                        = Rp 525,00

Jadi, harga satuan minuman gelas adalah Rp 525,00.



B. Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung dan Rugi

Sebelum membahas harga pembelian, harga penjualan, untung dan rugi, perhatikan beberapa contoh permasalahan berikut


1.    Pak Didin membeli seekor kambing dengan harga Rp 450.000,00. Setelah sebulan dipelihara dengan biaya perawatan Rp150.000,00, kambing itu dijualnya dengan harga Rp 980.000,00. Dari kejadian tersebut, untung atau rugikah pak Somat ?

Dari permasalahan tersebut diperoleh keterangan sebagai berikut:
Harga pembelian : Rp450.000,00 dan Harga perawatan Rp150.000,00. Harga pembelian ditambah dengan harga perawatan ini biasanya dinamakan dengan modal.
Harga penjualan: Rp980.000,00.
Tampak bahwa harga penjualan lebih besar daripada harga pembelian + Perawatan (modal). Pak Didin memperoleh keuntungan.
Pak Didin memperolehkeuntungan sebesar Rp 880.000,00 – Rp650.000,00 = Rp230.000,00.

2.    Pak Rahmat membeli sebuah laptop baru seharga Rp5.300.000,00. Setelah dipakai 3 bulan, laptop tersebut dijual dengan harga Rp4.300.000,00. Bagaimana yang dialami pak Rahmat, untung/rugikah?

Dari permasalahan tersebut diperoleh keterangan sebgai berikut:
Harga pembelian : Rp5.300.000,00.
Harga penjualan: Rp4.300.000,00.
Tampak bahwa harga penjualan lebih kecil daripada harga pembelian. Pak Rahmatmengalami kerugian.
Pak Rahmat mengalami kerugiansebesar Rp5.300.000,00 – Rp4.300.000,00= Rp1.000.000,00

 
Contoh: 
Seorang pedagang membeli satu lusin mangkuk  dengan harga Rp27.000,00 kemudian menjualnya lagi dengan harga Rp3.100,00 per biji.
a.    Tentukan keuntungan keseluruhan pedagang? 
b.    Berapa keuntungan mangkuk per bij?

Jawaban :
a.    Harga beli = Rp27.000,00
Harga jual = 12 x Rp3.100,00 = Rp37.200,00
Harga jual > harga beli maka pedagang mengalami untung.
Keuntungan 

       Untung = harga jual – harga beli
         = 37.200 – 27.000
         = 10.200
       Jadi. keuntungan keseluruhan pedagang Rp10.200,00

b. Keuntungan mangkuk per biji
     =  Rp10.200,00 : 12
     = Rp850,00
      Jadi. keuntungan mangkuk per biji adalah Rp850,00


C. Persentase Untung dan Rugi
Dalam menentukan persentase untung dan rugi, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah harga pembelian. Sebab, persentase untung dan rugi ini dipengaruhi oleh harga pembelian. Jadi, intinya, jika besar untung atau rugi  dan harga pembelian diketahui, kita dapat menentukan persentase dan keuntungan dan kerugian.


Persentase Untung/Rugi
Jika dalam jual beli diperoleh keuntungan sebesar U ataumenderita kerugian sebesar R terhadap harga pembelian sebesar Hb, maka persentase keuntungan/kerugian dirumuskan sebagai berikut.


%Keuntungan = U/Hb   x 100%


        atau

%Kerugian = R/Hb   x  100%


Contoh.1
Haris membeli sebuah sepeda motor dengan harga Rp5.200.000,00. Motor itu diperbaiki dan biayaperbaikan Rp 800.000,00. Kemudian motor dijual dan laku Rp7.200.000,00. Berapa persen keuntungan yang diperoleh Haris?

Jawaban
Modal = Harga pembelian + biaya perbaikan 
            = 5.200.000 + 800.000

            = Rp6.000.000 
Harga penjualan = Rp7.200.000,00 
Untung = harga penjualan - modal 
             = 7.200.000 – 6.000.000 
             = 1.200.000 


Persentase Untung:
= U/Hb  x 100%
= 1.200.000/6.000.000  x  100%
= 1/5  x  100%
= 20%


Jadi, persentase keuntungan sebesar 20%.


Contoh 2
Pak Bondan mempunyai 3 handphone dibeli dengan harga seluruhnya Rp2.500.000,00. Handphone tersebut dijual dengan harga berturut-turut Rp800.000,00, Rp1.100.000,00 dan Rp1.000.000,00. Tentukan persentase keuntungan Hasil Pak Bondan.

Jawaban:
Harga Pembelian = Hb = Rp2.500.000,00
Harga Penjualan  = Hj = Rp800.000,00 + Rp1.100.000,00 + Rp1.000.000,00
                                      =  Rp2.900.000,00
Diperoleh Keuntungan hasil penjualan sebagai berikut.
Untung = U = Rp2.900.000,00 - Rp2.500.000,00
                    = Rp400.000,00
Persentase keuntungan = 400.000/2.500.000 x 100%
                                          =  4/25  x 100%
                                          =  16%


Jadi, keuntungan yang diperoleh Pak Bondan sebesar 16%.





D. Harga Pembelian dan Harga Penjualan yang berkaitan dengan Persentase Untung dan Rugi


Dalam aritmetika sosial kadang kala kita hanya diberitahukan beberapa keterangan yang kurang lengkap. Misalnya dalam jual beli hanya diberitahu tentang harga pembelian dan persentase keuntungan/kerugian. Atau mungkin hanya diberitahu harga penjualan dan persentase keuntungan/kerugian. Dengan kedua keterangan tersebut, kita dapat menentukan besarnya harga pembelian atau harga penjualan.


1.           Menentukan harga pembelian jika diketahui harga penjualan dan persentase untung (U)

          Harga Pembelian = 100 / (100+U)   x  Harga Penjualan


2.           Menentukan harga pembelian jika diketahui harga penjualan dan persentase rugi  (R) 

         Harga Pembelian = 100 / (100-R)   x  Harga Penjualan 


 Contoh 1


Hasil penjualan Koran Pak Tatang hari ini mendapat untung 20% atau sebesar Rp24.000,00. 
Tentukan harga pembelian koran di agen.

Jawaban

Harga Pembelian = 100/(100+ 20) x 24.000
                               = 100/120  x  24.000
                               =   20.000
Jadi, harga pembelian koran adalah Rp20.000,00

 
Contoh 2
Fanda menjual motor seharga Rp6.000.000,00. Apabila Fanda menderita rugi 25%.  Tentukan harga pembelian motor.


Jawaban
Harga Pembelian = 100/(100 - 25) x 6.000.000
                               = 100/75  x  6.000.000
                               =  8.000.000
Jadi, harga pembelian motor adalah Rp8.000.000,00

Untuk lebih lanjut mempelejari tentang Bruto, Neto dan Tara, pelajari selanjutnya di link berikut.
 Aritmetika Sosial (2): Bruto, Neto dan Tara

Selamat Belajar.




Satuan Ukuran Jumlah Lusin, Gross, Rim, dan Kodi

Februari 27, 2015 Add Comment
Satuan Ukuran Jumlah Lusin, Gross, Rim, dan Kodi
Satuan Ukuran Jumlah Lusin, Gross, Rim, dan Kodi - Ketika menjalankan aktifitas sehari-hari kalian pasti pernah mendengar beberapa istilah seperti Lusin, Gross, Rim, dan Kodi di dalam matematika istilah tersebut disebut sebagai satuan ukuran kuantitas atau jumlah. Satuan ini biasa digunakan untuk menyatakan banyaknya jumlah dari suatu benda atau barang. Bagi kalian yang belum mengetahui ataupun belum hafal dengan ukuran satuan tersebut, mari kita mempelajarinya bersama-sama dengan menyimak pembahasan RumusMatematika Dasar mengenai ukuran satuan jumlah berikut ini:

Satuan Ukuran Jumlah Lusin, Gross, Rim, dan Kodi


Satuan ukuran jumlah yang paling umum digunakan adalah:

1 lusin = 12 buah.
1 gross = 144 buah = 12 Lusin
1 kodi = 20 buah.
1 rim = 500 lembar.


Penggunaan Satuan Ukuran Jumlah Lusin, Gross, Rim, dan Kodi


Ukuran-ukuran di atas biasanya digunakan sesuai dengan jenis barang tertentu, misalnya:

Lusin
Istilah lusin lebih sering digunakan untuk menyatakan jumlah barang seperti gelas, piring, sendok, toples, dan sebagainya.

Rim
Istilah rim biasanya digunakan untuk menyatakan jumlah lembaran pada kertas.

Gross
Gross umumnya digunakan untuk menyatakan jumlah alat-alat tulis seperti buku, pensil, dan sebagainya.

Kodi
Sedangkan kodi biasanya dipergunakan untuk menyatakan jumlah dari barang-barang tekstil seperti kain, celana, baju, dan sebagainya.


Contoh Soal Lusin, Gross, Rim, dan Kodi

Berikut ini adalah beberapa contoh soal yang berkaitan dengan satuan ukuran kuantitas atau jumlah:


Soal 1:
Andi memiliki 12 kotak paku. Apabila setiap kotak berisi 2 lusin paku, maka berpakah jumlah keseluruhan paku yang dimiliki Andi?

Jawab:
Diketahui setiap kotak berisi 2 lusin paku = 12 x 2 = 24 paku
Andi memiliki 12 kotak paku, maka jumlah keseluruhan paku adalah:

12 x 24 = 288 buah paku.


Soal 2:
Di dalam sebuah kardus terdapat 7 gross pensil. Maka ada berapa lusin pensil di dalam kardus tersebut?

Jawab:
Diketahui 1 gross = 12 lusin, maka:

7 gross = 7 x 12 lusin = 84 lusin


Soal 3:
Ayah membeli 13 kardus kertas. Setiap kardus kertas berisi 4 rim kertas. Maka ada berapa lembar kertas yang dibeli oleh ayah?

Jawab:
Diketahui 1 rim = 500 lembar, setiap kardus berisi 4 rim kertas = 4 x 500 = 2000 lembar kertas.

Ayah membeli 13 kardus kertas, maka jumlah kertas yang dimiliki ayah adalah:

2000 x 13 = 26000 lembar kertas.


Soal 4:
Di dalam lemari tersimpan 5 lusin pensil. Ada berapa gross pensil di dalam lemari tersebut?

Jawab:
Diketahui 1 gross = 12 lusin, maka:

6 lusin = 6/12 = 1/2 gross

Soal 5
Ibu membeli 12 kodi celana dan 5 kodi baju. Berapakah jumlah keseluruhan barang yang dibeli oleh Ibu?

Jawab:
Diketahui 1 kodi = 20 buah, maka:

12 kodi celana = 12 x 20 buah = 240 buah celana
  5 kodi baju = 5 x 12 = 60 buah baju

Maka jumlah keseluruhan barang yang dibeli ibu adalah: 240 + 60 = 300 buah barang

Demikian uraian singkat mengenai Satuan Ukuran Jumlah Lusin, Gross, Rim, dan Kodi semoga bisa menambah wawasan kalian mengenai ukuran satuan kuantitas yang sering digunakan di dalam kegiatan sehari-hari ini.